Jumat, 03 Mei 2013

Pengertian Mantra


Menurut Sastrowardoyo (dalam Dian, 2009: 2) “Mantra merupakan bentuk sastra lisan yang berkembang sangat subur di Riau”. JS Badudu (dalam Dian, 2009: 9) “Mantra adalah kata-kata yang mengandung kalimat dan kekuatan gaib atau magis dan hanya diucapkan oleh orang-orang tertentu saja seperti dukun atau pawang”. Hasan (dalam Saprianto, 2011:7) menyatakan “Mantra adalah hasil kesusastraan lama  berupa puisi yang tidak tentu jumlah barisnya dan digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti untuk menyembuhkan penyakit atau membut orang sakit, untuk menaklukkan binatang  buas dan lain-lain”.
Zakaria (dalam Saprianto, 2011: 8) menjelaskan sebagi berikut:
Mantra adalah ucapan-ucapan dukun atau pawang yang mengandung magis bahasa. Mantra berisi tantangan dan terhadap suatu kekuatan gaib, tetapi dapat juga berisi bujukan kepada kekuatan gaib agar tidak merusak manusia atau alam. Mantra merupakan kalimat-kalimat yang biasanya bersajak ada rima atau persamaan pertentangan bunyi.
            Pendapat yang serupa dikatakan secara ringkas oleh Laelasari dan Nurlaila (dalam Susi, 2012:10)  yaitu “Mantra adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib (misalnya dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya)”. Menurut Ade (2012:3) “Mantra merupakan bacaan atau doa-doa yang dapat memberikan semacam tenaga atau kekuatan yang laur biasa dan diluar jangkauan manusia”. Para ahli dalam bidang sastra memberikan pendapat tentang pengertian mantra. Menurut pendapat Zakaria  ( dalam Susi, 2012 : 10 ) mengatakan :
Mantra adalah ucapan – ucapan dukun  atau pawang yang mengandung magis bahasa. Mantra berisi tantangan dan terhadap suatu kekuatan gaib, tetapi dapat  juga berisi bujukan  kepada kekuatan gaib agar tidak merusak manusia atau alam. Mantra merupakan kalimat – kalimat yang biasanya bersajak ada rima atau persamaan pertentangan bunyi.
            Menurut Rizal,(2010:1) mengatakan “Mantra merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat melayu pada   mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkatan dengan adat dan kepercayaan”. Mantra merupakan sastra lisan adalah sastra yang perkembangannya secara lisan atau dari mulut kemulut, Menurut Badudu (dalam jalil dan Elimustian, 2001:6) mengangap bahwa “Mantra sebagai permulaan bentuk puisi tradisional. Sebagai salah satu puisi tradisional mantra dianggap memiliki karakteristik yang khas apabila dibandingkan dengan jenis puisi tradisional lainnya”.
            Depdiknas ( 2008 : 876 ) menjelaskan “ Mantra adalah perkataan atau ucapan yang memiliki kekuatan gaib, misalnya dapat menyembuhkan, mendatangkan celaka, dan sebagainya : upacara itu dimulai dengan pembacaan. Gazalba (dalam Elda, 2011:4) bahwa “Mantra adalah salah satu bentuk sastra lisan yang ada dan berkembang di indonesia. Mantra, menurut para pakar dan pengamat kebudayaan, dianggap sebagai sastra paling awal dikenal oleh manusia. Diindonesia, mantra sastra lisan sudah ada dikenal ( berkembang ) semenjak manusia purba. 

 
Rizal, Yoce. 2010. Apresiasi Puisi dan Sastra Indonesia. Jakarta: Grafika Mulia
Arneng Zet. 2010. Bentuk dan Gaya Bahasa Mantra Pengobatan di Desa Muara Petai Kecamatan Kuantanmudi Kabupaten Kuantan Singingi. Skripsi. UIR
Jalil, Abdul dan Elmustian Rahman. 2001. Puisi Mantra. Pekanbaru:Unri Press
Susi Delvayanti. 2012. Analisis Mantra Pada Upacara Perkawinan Adat Masyarakat Melayu di Desa Terbangiang Kecamatan Bandar Petalangan. Skripsi. UIR
Dian Mariati Satrya. 2009. Gaya Bahasa dan Citraan pada Mantra Pengobatan Suku Akit di Desa Hutan Panjang Kecamatan Rupat Kabupaten Bengkalis. Skripsi. UIR
Ade Putri Wulandari. 2012. Analisis Mantra Lisan Desa Tanjung Balam Kampar. Makalah. UIR
Departemen Pendidikan Nasinal. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama
Hamidy, UU. 1999. Dukun Melayu Rantau Kuantan Riau. Pekanbaru:Universitas Lancang Kuning Press

1 komentar: